Minggu, 16 Juni 2013

Menyelaraskan Hati, Lisan, dan Perbuatan dalam Bersyukur

Assalamualaikum Akhwati Fillah,, :)
Malam ini Ana akan membahas "Menyelaraskan Hati, Lisan, dan Perbuatan dalam Bersyukur".

  Perhatikanlah bahwa bersyukur merupakan ungkapan dari 3 komponen, yaitu Hati, Lisan, dan Perbuatan. Oleh sebab itulah, konsisten ketiganya sangat penting untuk mengokohkan kebiasaan bersyukur. Hati harus menguatkan lisan. Lisan dan hati pun harus sejalan dengan perbuatan. Ungkapan syukur yang terpatri dalam hati harus sesegera mungkin diakui oleh lisan. Namun, tidak harus berhenti di situ saja, perbuatan pun harus mencerminkan rasa syukur dari hati dan lisan itu.
  Permasalahannnya adalah terkadang kita sudah bersyukur kepada Allah Swt melalui hati dan lisan, tetapi dalam praktiknya amal kita jauh dari rasa syukur. Jadi, bersyukur itu tidak semata matanya mengalunkan ucapan hamdalah, tetapi syukur adalah ungkapan yang nyata. Selain hati dan lisan yang berucap syukur, perbuatan kita pun harus secara serentak turut bersyukur.

1. Syukur dengan hati (Syukur Qalbi)
     
Bersyukur (Menghargai Nikmat) dengan hati lebih sulit dari pada bersyukur dengan lisan atau ucapan.
Ibnul Qayyim al-jauziah mengistilahkannya dengan "Al-I'tirafubiha bathinan" (Mengakui Nikmat tersebut secara batin). Maksudnya, Hatinya benar benar mengakui bahwa nikmat itu semata-mata pemberian.
      Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh semata mata karna Anugrah dan kemurahan Ilahi. Bahkan, jika kita selalu bersyukur dengan hati, saat ditimpa malapetaka atau musibah sekalipun, Kita akan memuji keagungan Allah. Segala musibah yang menimpa akan di anggap sebagai cobaan yang memiliki hikmah tersendiri. Selain itu, kita akan membandingkan dengan musibah orang lain yang lebih besar dari kita.

2. Syukur dengan Ucapan
   
Syukur dengan lidah adalah mengakui dengan ucapan bahwa sumber nikmat yang kita rasakan merupakan Karunia Allah Swt. Sambil memuji-Nya Rasulullah Saw telah mengajarkan cara bersyukur dengan lisan seperti yang sudah tertuang dalam Al-Quran maupun Sunnah. Salah satu cara ucapan syukur yang di ajarkan dalam Al-Quran dan Hadits adalah alhamdulillah. Hamd atau pujian disampaikan secara lisan kepada yang di puji, walaupun ia tidak memberikan apapun kepada kita. Kata al pada al-hamdulillah oleh pakar pakar bahasa disebut "al" lil-istigraq yang mengandung arti "keseluruhan". Sehingga kata al-hamdu yang ditunjukan Allah mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima segala pujian adalah Allah Swt bahkan seluruh pujian harus tertuju dan bermuara kepada-Nya.

3. Syukur dengan Seluruh Anggota Tubuh
   
Setelah mensyukuri semua nikmat dan anugerah dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata mata karena Anugerah dan kemurahan Ilahi dan di ungkapkan melalui ucapan yang tulus dan ikhlas, kita harus melanjutkan rasa syukur dengan perbuatan yang menjadi gambaran sikap yang sesungguhnya dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penciptanya.
   Saat ini, banyak manusia yang selalu memimpikan untuk memiliki kekuatan luar biasa. Mereka tidak menyadari bahwa tubuh manusia adalah sebuah mesin yang luar biasa dan dapat melakukan pekerjaan yang menakjubkan. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus membuktikan dengan seluruh organ tubuh yang diciptakan oleh Allah Swt dengan selalu mensyukurinya.

Akhwati Fillah, Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan,,
Afwan jika ada salah kata, :)

Wassalamualaikum wr. wb


Sumber : Buku Dahsyatnya Sabar,Syukur, dan Ikhlas
penulis : Abdul Syukur

Sabtu, 15 Juni 2013

Menggapai Indahnya Sabar

Assalamualaikum :)
sekarang kita akan membahas "Menggapai Indahnya Sabar",

 Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengatakan bahwa didalam surga hanya ada dua kelompok manusia, yaitu Manusia yang bersyukur dan Manusia yang bersabar.
  Kesabaran  menjadi salah satu kunci utama untuk meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat. Lihatlah, betapa sabarnya Rasulullah Saw dan para sahabat beliaudalam mendakhwahkan ajaran islam di Jazirah Arab kepada kaum kafir Quraisy. Meskipun tantangan, Ancaman, pengusiran, bahkan percobaan pembunuhan sudah berkali kali di rasakan ketika dakhwah 13 tahun di Makkah, Akhirnya Allah SAW memenangkan dakhwah islam karena buah kesabaran beliau dan para sahabatnya.
 Ingatlah juga kisah Bilal bin Rabah Ra yang tetap berpegang teguh untuk mempertahankan keyakinannya terhadap agama Islam, meskipun ia harus merasakan siksaan berat ketika di tindih batu besar oleh majikannya di padang pasir yang sangat panas. Siksaan yang tidak berperikemanusiaan juga di alami oleh Ammar bin Yasir beserta keluarganya. Ibunya,Summayyah disiksa dengan cara yang sangat keji sehingga mati sebagai Muslimah pertama yang syahid di jalan Allah Swt.
 Kita juga bisa melihat keteguhan hati yang luar biasa dari seorang sa'ad bin Abi waqash Ra (salah satu sahabat yang di jamin masuk surga oleh Rasulullah shallaallahu alaihi wasallam) yang di paksa meninggalkan Islam oleh Ibunya,hingga sang ibu bersumpah mogok makan dan minum, bahkan enggan mengajak bicara sampai mati. Namun, dengan tegas, sa'ad bin Abi waqash berkata, "Wahai Ibu, Demi Allah, andaikan ibu memiliki seratus nyawa, kemudian satu persatu keluar, sedikitpun Ananda tidak akan meninggalkan Agama ini."
Inilah akidah, inilah kekuatan Iman yang sanggup bertahan dan kokoh menjualang, walaupun diterpa oleh berbagai badai dan topan kehidupan.
 Disebutkan dalam sebuah riwayat ahwa Rasulullah shallaallahu alaihi wasallam juga bersabda :
"Ketahuilah,sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan,pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan" (HR. Abdu bin Humaid).

Afwan Ukhty/Akhy yumkin hadza minni, :)
Semoga bermanfaat :)
Aamiin


Sumber : Buku Dahsyatnya Sabar,Syukur, dan Ikhlas.
penulis : Abdul Syukur

Meraih Manisnya Syukur :)

Hay Ukhty/Akhy :)
yukk kita lnjutin pembhsan kita yg kemarin :)

Meraih Indahnya Syukur
Secara global, kehidupan semua manusia adalah sama. Kita hanya akan melewati dua sisi hidup yang telah di tentukan oleh Allah SWT yaitu bahagia dan bencana, mudah dan sulit, suka dan duka, kitapun sudah,sedang dan akan terus merasakan keduanya secara silih berganti.

Demikianlah hidup kita. Namun, tidak sdikit manusia yang tidak trima kenyataan ini. Keinginan mereka adalah semua hari adalah bahagia, semua cuaca adalah cerah, semua tanah adalah subur, semua air adalah jernih. Manusia semacam ini akan terombang ambing oleh impian dan dipenjara oleh fatamorgana yang hanya dapat berubah jika mereka mau menerima kenyataan hidup dan siap mengarungi bahteranya.
Bagi orang yg beriman, mereka akan menyikapi dua sisi hidup ini secara Ikhlas dan penuh ridha. Sebab, Mereka meyakini bahwan baik atau buruknya semua yang dialami manusia, pastilah memiliki pelajaran berharga dan rahasia manis yang dapat diketahui cepat atau lambat. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini. 

Manusia yang di dadanya dipenuhi rasa syukur adalah manusia kaya yang sebenarnya. Hatinya lapang dan jiwanya bersih dari angan-angan kosong dan impian yang melemahkan gairah hidup. Tidak ada waktu baginya untuk memikirkan suatu yang dimiliki orang lain, tetapi ia sibuk dengan berbagai nikmat yang Allah SWT yang tak terhingga yang ia dapatkan dari-Nya. Sehingga lahirlah jiwa yang Kaya, dan jiwa yang Kaya itulah Kaya yang Haqiqi. Mengenai ini, Rasulullah shallaallahu alaihi wasallam bersabda :
"Bukanlah kekayaan dengan banyaknya Harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah yang kaya jiwanya." (Hr. Bukhari,Muslim,Tirmidzi,Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Ahmad )


Mungkin hanya ini yang bsa Ana sampaikan tentang pembahasan kita mengenai "Meraih Indahnya Syukur", :)
Semoga Bermanfaat !

Salam sejahtera :)






Sumber : Buku Dahsyatnya Sabar,Syukur, dan Ikhlas.
Penulis : Abdul Syukur

Meraih Manisnya Syukur, Menggapai Indahnya Sabar

Hay Ukhty/Akhy jamillah wa jamill, :)
Ini postingan pertama Ana, jadi Afwan kalo' kurang bagus, :D
Hari ini Ana mw bahas tentang "Meraih Manisnya Syukur, Menggapai Indahnya Sabar" :)



  Setiap Insan yg hidup di muka bumi ini pasti pernah mengalami Suka dan Duka. Tak ada insan yg di beri duka sepanjang hidupnya karna ada kalanya manisnya hidup juga menghampirinya. Demikian pula sebaliknya, tak ada insan yg terus merasa suka karena pasti suatu ketika duka menyapanya. Jika demikian, tidaklah salah apabila pepatah yang mengatakan, "Kehidupan ini ibarat roda yang berputar."Terkadang di atas, terkadang di bawah. Terkadang bangun dan sukses, terkadang jatuh dan bangkrut. Terkadang kalah, terkadang menang. Terkadang susah, terkadang bahagia. dan terkadang suka, terkadang duka. Begitulah kehidupan didunia ini, kesengsaraan dapat berganti bahagia, namun kebahagiaan tidaklah kekal adanya.
 Sebagai seorang Hamba yang beriman kepada Allah subhanahu wata'ala, dan mengimani takdir-Nya, sudah semestinya suka dan duka itu dihadapi dengan Syukur dan Sabar. Begitu pentingnya kedua sifat tersebut, Allah subhanahu wata'ala menggandeng kedua sifat tersebut di al-Qur'an seperti firmannya berikut :
"Sesungguhnya,pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur." (QS. Ibrahim [14]:5)

Qatadah menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan, "Ia adalah hamba Allah bila diberi bersyukur dan bila diuji bersabar."

Afwan Ukhty/Akhy, mungkin hnya ini yg bsa Ana sampaikan hari ini, tapi blum slesai sich,,  :D
InsyaAllah lanjutannya menyusul,, ;)




Sumber : Buku Dahsyatnya Sabar,Syukur, dan Ikhlas.
Penulis : Abdul Syukur